SAMARINDA (Amanah Ummat.Com) Wakil Ketua DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis, meyakini bahwa daerah ini memiliki potensi untuk mewujudkan swasembada pangan karena berbagai alasan, seperti luas lahan yang tersedia masih besar, kemudian pola intensifikasi pertanian juga memungkinkan diterapkan.
Hal yang perlu dilakukan adalah menyusun database yang komprehensif untuk memetakan potensi wilayah, sehingga hal ini bisa menjadi pondasi untuk merancang cetak biru ketahanan pangan.
Ada dua keuntungan ketika cetak biru ketahanan sudah ada, pertama adalah bisa mewujudkan swasembada pangan agar Kaltim tidak terus menerus mendatangkan bahan pangan dari luar daerah, antara lain dari Jawa dan Sulawesi untuk pertanian tanaman pangan, kemudian dari NTB, Sulawesi, dan lainnya untuk bahan pangan daging.
Keuntungan kedua adalah ke depan dapat memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduk di Ibu Kota Nusantara (IKN), karena ribuan bahkan jutaan penduduk baru di IKN dipastikan butuh aneka pangan baik berupa beras, singkong, jagung, buah, sayur, ikan, unggas, dan daging sapi.
“Kami belum punya data konkret soal pertanian dalam arti luas, misalnya bagaimana kualitas tanahnya, subur atau tidak? Cocok ditanami apa, atau cocoknya dikembangkan sistem pertanian seperti apa. Kalau kita punya database lengkap, saya yakin Kaltim tidak perlu mengandalkan pasokan dari luar,” katanya.
Sejauh ini, lanjut politisi PDI-P tersebut, Kabupaten Kutai Kartanegara, Paser, dan Penajam Paser Utara sudah dikenal sebagai lumbung pangan di Kaltim, namun pengembangan baik melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi masih perlu terus dilakukan karena Kaltim masih memasok pangan dari luar.
“Saya yakin wilayah lain di luar tiga kabupaten tersebut juga memiliki potensi serupa jika dikelola dengan baik. Hal terpenting adalah perlunya pemetaan menyeluruh dari hulu ke hilir. Mulailah dengan database akurat agar bisa jadi acuan pengambilan kebijakan,” katanya. (Adv DPRD Prov kaltim).
Comments are closed.