Salehuddin Tegaskan Perubahan Kurikulum Pendidikan Tidak Seharusnya Terlalu Sering

SAMARINDA (Amanah Ummat.Com) Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Salehuddin, menyampaikan pendapat tegasnya mengenai perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurutnya, perubahan kurikulum yang terlalu sering tidak seharusnya terjadi hanya karena pergantian menteri atau presiden. Hal ini dianggap bisa merusak stabilitas sistem pendidikan yang sedang berjalan.

“Pendidikan adalah fondasi masa depan bangsa, dan perubahan kurikulum yang terus-menerus bisa mengganggu proses belajar mengajar yang sudah berjalan. Kurikulum yang ada sekarang, Kurikulum Merdeka, masih dalam tahap adaptasi di banyak sekolah. Sebelum ada perubahan besar, kita harus melakukan evaluasi yang menyeluruh,” ujar Salehuddin.

Salehuddin juga menekankan bahwa penggantian kurikulum hanya karena pergantian pejabat pemerintah tidak dapat dijadikan alasan. “Saya pikir tidak seharusnya setiap ganti menteri langsung diikuti pergantian kurikulum. Jika ada yang perlu diperbaiki, saya setuju, tetapi mengganti kurikulum secara total sebaiknya jangan dulu,” tambahnya.

Saat ini, lanjut Salehuddin, tenaga pendidik, kepala sekolah, dan siswa masih dalam proses adaptasi terhadap Kurikulum Merdeka. Proses adaptasi ini, menurutnya, memerlukan waktu dan tidak bisa dipaksakan. Hal ini perlu dipahami oleh semua pihak agar tidak terjadi kebingungan di lapangan.

“Evaluasi itu penting, tetapi mengganti kurikulum di tengah proses adaptasi akan membuat sistem pendidikan kita semakin tidak stabil. Kita butuh waktu untuk memastikan bahwa kurikulum yang diterapkan benar-benar efektif dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan di Indonesia,” tegas Salehuddin.

Selain itu, Salehuddin juga mengungkapkan tantangan besar dalam implementasi Kurikulum Merdeka, yakni keterbatasan sumber daya manusia (SDM), terutama tenaga pengajar. Menurutnya, guru dan tenaga pendidik perlu dilatih dengan baik sebelum diminta menyesuaikan dengan kompetensi yang dituntut oleh kurikulum baru.

“Perubahan kurikulum yang terlalu sering justru bisa merugikan perkembangan pendidikan kita. Guru harus dipersiapkan dengan baik agar bisa menerapkan kurikulum ini dengan efektif. Jika tidak, kita justru akan kehilangan kualitas pendidikan yang sudah susah payah dibangun,” tutup Salehuddin. (Adv DPRD Prov Kaltim/ Rudi )

Bagikan

Comments are closed.