MATARAM (Amanah Ummat.Com) Farmasi Universitas Muhammadiyah Mataram mengadakan kegiatan kuliah pakar sebagai bagian dari kegiatan Mobility Program Obat Apps oleh PT. Obat Inovasi Indonesia dengan menghadirkan narasumber Dr. apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc (dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda).
Kegiatan dilaksanakan pada hari selasa (5 November 2024) di Aula lantai 4 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mataram. Dengan Tema: Scientific use of Pidada Merah (Sonneratia caseolaris L) for Anti-Aging. Dihadiri sejumlah dosen dan sekitar 200 an mahasiswa Diploma III dan S1 Farmasi.
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan apt. Nurul Qiyam, M.Farm.Klin. menyampaikan apresiasi atas kegiatan kuliah pakar dan menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan mobility program untuk menambah ilmu pengetahuan bagi staf pengajar Farmasi dan mahasiswa Farmasi.
‘Melalui Mobility Program ini, kita ingin menginspirasi mahasiswa untuk terus belajar termasuk update pengetahuan terbaru di bidang Farmasi, berbagi pengetahuan, dan menjalin kerjasama untuk kemaslahatan.” ujar Nurul
Dr. apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc menjelaskan bahwa daun pidada merah (Sonneratia caseolaris L) yang merupakan spesies tanaman mangrove yang dapat tumbuh di sungai-sungai yang telah banyak digunakan sebagai obat-obatan alamiah. Buah dan daun Pidada Merah sering digunakan oleh masyarakat Kalimantan Timur.
Sering digunakan baik sebagai bahan bedak dingin dan penghilang luka. Sementara daunnya oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan secara turun temurun dimanfaatkan sebagai campuran bedak dingin.” Ujar Dr. Eka
“Suku dayak memanfaatkan daunnya untuk bedak dingin, serta mengobati penyakit asma, penurun panas, bisul, luka dan pendarahan” Ujar Eka
“Penelitian yang telah dilakukan disimpulkan potensi pidada merah memiliki potensi sangat kuat sebagai anti-aging, pembuatan dan evaluasi sediaan nanoemulgel ekstrak pidada merah didapatkan dengan formula optimum.
Standardisasi ekstrak meliputi sejumlah parameter antara lain: pemeriksaan organoleptik, uji kualitatif dan kuantitatif ekstrak terstandar menggunakan KLT Densitometer, dan pemeriksaan fenol total. Pemeriksaan fisikokimia ekstrak terstandar diidentifikasi dengan menggunakan Liquid Chromatography High Resolution Mass Spectrophotometer (LC-HRMS).” Ucap Dr. Eka
Dr. Eka juga menjelaskan kajian farmakologi ekstrak terstandar daun pidada merah dari penelitian dengan molecular docking maupun secara invitro terbukti berkhasiat anti-aging.
Antusias dari mahasiswa terlihat dari sesi diskusi dan diakhir acara mahasiswa/i yang bertanya mendapatkan souvenir dari narasumber dan penanya terbaik mendapatkan hadiah buku farmasi yang ditulis narasumber. (Dr. apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc)
Comments are closed.