Aulia Rahman Basri  Calon Bupati kukar, Seabrek Kesibukan keluarga Tetap No Satu

Nama Dr. Aulia Rahman Basri kini menjadi sorotan sebagai calon Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) yang akan menggantikan posisi Edi Damansyah dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) 2025. Sebagai sosok yang sudah cukup dikenal di Kukar, Aulia memiliki segudang pengalaman di berbagai bidang, baik dalam dunia kesehatan, pendidikan, bisnis, hingga politik.

Namun walau sesibuk apapun, pekerjaan menumpuk, namun masih bisa menyempatkan diri untuk perhatian kepada keluarga, bahkan sampai membantu anak sekedar untuk mengerjakan PR .

“Walaupun sesibuk apapun saya selalu mengutamakan keluarga, baik terhadap anak, istri lebih lebih ibu saya, seperti soal anak hingga menmgerjakan PR saya terus awasi dan memantau  perklembangan belajar anak saya,” tegas Aulia Rahman Basri

Selain itu, Aulia juga  sangat peduli masyarakat terutama warga kurang mampu dengan mencetuskan pembangunan rumah singgah bagi keluarga pasien di RSUD Dayaku Raja Kota Bangun, memberikan kemudahan bagi warga yang datang dari wilayah-wilayah jauh seperti Muara Muntai dan daerah hulu lainnya.

Aulia, yang lebih terbiasa mendengar keluh kesah pengusaha dan pasien, melihat politik sebagai kelanjutan pengabdian—bukan sekadar panggung kekuasaan

Sebagai seorang profesional di bidang kesehatan, Aulia pernah menjabat sebagai Direktur RS Dayaku Raja Kota Bangun, di mana ia memperkenalkan konsep rumah sakit tanpa kelas. Inisiatif ini bertujuan untuk membuat layanan kesehatan lebih inklusif dan terintegrasi dengan puskesmas setempat, yang berdampak positif terhadap peningkatan akses kesehatan bagi masyarakat Kukar, terutama di daerah terpencil.

Sebagai calon Bupati kukar Aulia mengusung visi “Kukar Idaman Terbaik,” yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan berbasis kesejahteraan rakyat.

Aulia sadar Di tanah Kutai Kartanegara, pemimpin yang dibutuhkan bukanlah mereka yang sekadar ingin berkuasa, melainkan mereka yang siap bekerja. Pada 25 April nanti, masyarakat tidak hanya memilih seorang bupati, tetapi juga menentukan apakah politik masih bisa menjadi sarana pengabdian, bukan sekadar perebutan kursi.(###)

 

Bagikan

Comments are closed.