Bahas Kebijakan Effesiansi Anggaran, HILMI Kaltim Gelar Forum Doktor
Peluang atau Tantangan bagi Kesejahteraan Masyarakat
SAMARINDA (Amanah Ummat.Com) – Perhimpunan Intelektual Muslim Indonesia (HILMI) Kalimantan Timur menggelar Forum Doktor dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Kebijakan Efisiensi Anggaran: Peluang atau Tantangan?”. Acara yang berlangsung di Kampus STIMI Samarinda ini, Rabo 26 Pebruari 2025.
Tujuan dari Gelar farum Doktor ini mendiskusikan dampak efisiensi anggaran terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Turut hadir Ketua HILMI kaltim, Yuslie, S.Pd., M.Pd., dan Sekretaris, apt. Heri Wijaya, M.Si., Ph.D.
Diskusi yang dimulai pukul 20.30 WITA diawali dengan sambutan dari moderator serta pembacaan susunan acara. Sesi pemantik diskusi membahas “Dampak Efisiensi APBN terhadap Stabilitas Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat”, yang menjadi landasan bagi peserta dalam memahami tantangan dan peluang kebijakan efisiensi anggaran.
Dalam sesi utama FGD, peserta aktif berdiskusi mengenai solusi strategis untuk memastikan kebijakan efisiensi anggaran tetap berpihak pada kesejahteraan masyarakat. Diskusi ini menyoroti berbagai aspek, mulai dari realokasi anggaran hingga efektivitas kebijakan fiskal dalam meningkatkan pembangunan nasional
Dalam Gelar Forum tersebut muncul beberapa pendapat mengenai efesiensi anggaran , seperti yang disampaikan oleh Dr. Rolan Rusli yang setuju dengan efisiensi anggaran, namun menekankan bahwa hal tersebut harus dilakukan pada pos belanja yang memang perlu dihemat, seperti anggaran perjalanan dinas, belanja barang/jasa, dan staf kepresidenan yang dinilai terlalu gemuk. Dr. apt. Eka Siswanto menyoroti peran intelektual dalam memberikan kontribusi pemikiran dan kritik solutif untuk kemajuan bangsa.
Dr. E. Meiki Permana, S.T., M.M. menilai kebijakan efisiensi anggaran sebagai indikator kondisi fiskal negara yang sedang retak.
Dr. apt. Jaka Fadreasada, M. Farm-Klin menyatakan setuju dengan efisiensi pada pos anggaran tertentu, namun menolak pemangkasan anggaran yang terkait dengan SDM tenaga pendidik. Ia juga mengkritik program MBG (Makanan Bergizi untuk Anak), menyarankan agar pencegahan stunting dimulai sejak masa kehamilan. Dr. Purwadi mengkritik rezim saat ini yang dinilai masih terpengaruh oleh politik rezim masa lalu.
sementara Dr. Agus menilai kebijakan efisiensi sebagai upaya pengalihan anggaran ke pos yang belum tentu penting bagi publik.
Menariknya, dalam sesi pembahasan utama Ketua HILMI kaltim, Yuslie, S.Pd., M.Pd., mengajak kepada peserta untuk memahami konsep sistem keuangan dalam Islam. Pembahasan ini menyoroti bagaimana sistem keuangan Islam menawarkan pendekatan yang dianggap lebih efektif dan efisien dalam pengelolaan anggaran negara untuk kesejahteraan rakyat.
“Efisiensi berkaitan dengan anggaran. Dalam rumah tangga saja ada anggaran keuangan apalagi dalam sebuah tatanan negara”, ungkap Yuslie
Lanjut Yusli, Anggaran keuangan negara terangkum dalam APBN, maka kita bisa membandingkan kondisi APBN yang dianut oleh sistem Kapitalisme dengan sistem Islam ada 4 perbedaan mendasar, seperti tentang pos APBN, besaran alokasi anggaran, kebijakan keuangan dalam negara, realisasi alokasi.
“Perbedaan ini menunjukkan keunggulan, efektifitas, dan efisiensi APBN sistem Islam dalam mengurus rakyat di bidang keuangan”, ungkapnya sebagai penutup.
Sekretaris Hilmi kaltim, apt. Heri Wijaya, M.Si., Ph.D menyatakan bahwa kegiatan ini insya Allah akan diadakan secara rutin setiap tiga bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk memastikan adanya kontinuitas dalam upaya memberikan masukan konstruktif bagi kebijakan pemerintah dan pembangunan nasional.
Dengan demikian, para intelektual muslim dapat terus aktif berperan dalam menjawab tantangan bangsa melalui pendekatan yang holistik dan berkelanjutan (eksis).
Comments are closed.