Catatan Rizal Effendi
KOMUNITAS hijab, Hijabers Community of Balikpapan (HCoB) ternyata pendukung Tim Tango. Dikomandani ketuanya, Hj Ani Adam, mereka mengenakan busana bermotif jersey Argentina, biru muda strip putih ketikan obar final Piala Dunia 2022 di Jcuvee Lounge dan Bar, Grand Jatra Hotel Balikpapan, Minggu (18/12) tengah malam sampai Senin (19/12) dini hari.
Begitu dipastikan Argentina keluar sebagai juara dunia lewat drama adu penalti, skuad HCoB ikut berjingkrak dengan fans beratnya. “Hidup Messi!!!,” kata mereka ketika melihat bintang kesayangannya tampil menerima trofi sebagai pemain terbaik dan mencium trofi juara dunia.
Saya termasuk yang tidak terlalu happy, meski sebenarnya juga bukan pendukung berat Prancis. Berkali-kali saya ditanya dukung mana, selalu saya jawab Inggris dan MU. Sesuai janji saya, saya nobar mengenakan jersey Persiba Balikpapan. Memang biru juga. Seperti kostum Prancis. Sama juga birunya dengan warna partai saya, yang tetap dengan nomor urut 5.
Saya sependapat dengan pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron, meskipun sedih toh laga Prancis lawan Argentina memang seru. “Laga yang gila, kalian menggetarkan bangsa dan dunia,” kata Macron. Dia tetap memuji penampilan Mbappe cs yang luar biasa.
Saya hamper pulang melihat penampilan buruk timnas Prancis di babak pertama. Saya takut golnya lebih dari dua. Tapi di babak kedua, setelah mengganti sejumlah pemain kunci ternyata mereka membalik keadaan. Bahkan nyaris menenggelamkan Argentina. Hampir saja lagu Don’t Cry for Me, Argentina terulang dinyanyikan. Tapi nasib baik ternyata tetap berpihak. Akhirnya Argentina meraih impiannya melalui drama adu penalty yang penuh ketegangan.
Seabrek gelar dan pujian diberikan kepada Messi. Apalagi disebut-sebut ini penampilan terakhirnya di ajang Piala Dunia. Soalnya usia sang megabintan gsudah 35 tahun. Dia menyusul Ronaldo, yang jugalengser dengan umur 37 tahun. Nama Messi bakal sejajar dengan sang legenda sebelumnya, Diego Maradona, yang dipuja warga Argentina.
Menurut legendaris bola Brasil, Pele, sang legenda Maradona dari kuburnya pasti tersenyum melihat keberhasilan Messi dkk meraih trofi ketiga Piala Dunia bagi Argentina. “Saat ini sepak bola terus menceritakan kisahnya dengan cara yang memikat. Messi memenangi Piala Dunia pertamanya, seperti jalurnya sudah sangat pantas,” tulis Pele dikutip dari Instagram pribadinya @pele.
Tapi Pele juga memuji kehebatan Kylian Mbappe tampil di Qatar. Dia menjadi orang pertama di babak final yang mampu mencetak hattrick tigagol. Berkat itu, dia terpilih menjadi pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 2022 dengan total produksi 8 gol.
Saya melihat Mbappe berjalan lemas ketika menerima sepatu emas. Dia tetap sedih karena gagal mempertahankan gelar juara bertahan. Presiden Macron, yang ikut menonton di Lusail Iconic Stadium memeluknya member semangat. Karier dan prestasi Mbappe masih panjang. Dia baru berusia 24 tahun, persis Selasa ini, 23 Desember 2022. Mat ulang tahun, Mbappe!
Mbappe bukanlah warga keturunan Eropa. Dia adalah pesepak bola keturunan Aljazair dan Kamerun. Karena itu orang sering menduga dia muslim apalagi ibunya memang Islam. Mbappe biasa mengucapkan “assalamu’alaikum” dan “alhamdulillah.” Tapi fakta lain menunjukkan dia penganut Kristen.
LIMA BESAR
Kemenangan Messi seperti menjadi penghibur bagi 45 juta penduduk Argentina, yang saat ini negaranya diimpit perekonomian buruk. Jika tak ada langkah penyelamatan, bias jadi tahun depan, 2023 adalah tahun gelap bagi negeri ini. Seperti diramalkan para ahli ekonomi sebelumnya.
Argentina masuk lima negara yang memiliki tingkat inflasi paling tinggi di dunia. Negara ini persis di urutan ke-5 dengan tingkat inflasi 72,4 persen, setelah Zimbabwe (284,9 persen) , Venezuela (210 persen), Mesir (154,9 persen), dan Turki (73,1 persen).
Bahkan inflasi tahunan Argentina dikabarkan sudah menyentuh angka 92,4 persen dan bias jadi 100 persen di akhir tahun ini. Artinya harga komoditas di negeri ini naik hamper dua kali lipat disbanding tahun lalu. Pasti daya beli masyarakat makin mengecil dan angka kemiskinan cenderung naik.
Menurut Bloomberg, angka inflasi yang terjadi tahun 2022 di Argentina merupakan angka inflasi tertinggi dalam 30 tahun, meskipun lebih rendah dari estimasi awal sebesar 94,2 persen. Untungnya menurut Badan Statistik Nasional Argentina, INDEC, angka pertumbuhan ekonomi masih 5,9 persen. Angka lain dari analis ekonomi setempat memperkirakan hanya tumbuh 5,3 persen, atau melambat satu persen disbanding tahun lalu. Yang juga mengerikan, utangnya sudah mencapai Rp 515 ribu trilyun.
Untuk mengatasi situasi yang sangat tidak nyaman itu, Pemerintah meluncurkan kembali program pengendalian harga, yang dikenal dengan istilah “Precios Justos,” di mana sejak bulan November membekukan sementara biaya lebih dari 1.700 barang. Melalui Menteri Keuangan Sergio Massa, Pemerintah menjadi perantara perjanjian dengan SPBU, pengecer sepatu, dan produsen industry tentang batasan kenaikan biaya. Pejabat bank sentral melihat kesepakatan tersebut, bersama dengan suku bunga tinggi, membantu mendinginkan inflasi bulanan.
Presiden Argentina Alberto Fernandez, yang menonton final Piala Dunia dari rumahnya saja, sebelumnya melakukan perombakan cabinet untuk mengatasi krisis keuangan dan ekonomi di negerinya. Dia memahami krisis itu telah memicu protes warga selama berminggu-minggu.
Tak beda dengan situasi di tempat kita, seorang warga Argentina bernama Sergio Omar, terpaksa menghabiskan waktunya 12 jam per hari di timbunan sampah di Lujan untuk mencari kardus, plastik, dan besi, yang bias dijual kembali.
“Pemasukan saya tidak lagi cukup untuk member makan 5 anak saya, karena itu saya terpaksa berkutat di timbunan sampah. Lumayan bias dapat sampai 6.000 peso (sekitar Rp 613 ribu),” kata Omar dengan wajah sendu.
Berdasarkan pantauan Reuters, banyak laki-laki dan perempuan yang mencari pakaian layak pakai dan bahkan makanan sisa di tumpukan sampah. Banyak pula tikus, anjing liar, dan burung pemaka nbangkai di sekitar mereka.
Pendiri Klub Barter Lujan, Sandra Contreras menuturkan, beberapa warga mencoba melakukan barter untuk memenuhi pangan mereka. Ada yang menukar pakaian tak terpakai mereka dengan sekantong tepung atau pasta. Pokoknya apa saja demi menjaga perut yang kelaparan.
“Masyarakat sangat putus asa. Gaji mereka tidak cukup. Keadaan semakin buruk dari hari kehari, dan itu membuat kami jatuh kejurang kemiskinan,” kata Contreras.
Sebagai juara dunia 2022 di Qatar, selain memboyong trofi emas seberat 6 kg, Timnas Argentina juga membawa pulang hadiah uang tunai 42 juta US dolar atau sekitar Rp 659 miliyar. Hampir sama dengan gaji Messi di klub Paris Saint-Germain (PSG) sebesar Rp 590 milyar per tahun. Baik juga kalau sebagian hadiah itu dibagikan untuk ribuan pendukungnya. Biar habis merayakan kemenangan, bias belanja untuk kebutuhan dapur keluarga. Vamos Argentina. Juara yang diimpit inflasi menggila.(*)