SAMARINDA (Amanah Ummat. Com) TIM District-Based Public Private Mix ( DPPM ) gelar Kegiatan Coacing TB di di 5 tempat dimulai 21 April 2025 s/d Juli 2025 bertempat di RSIA Jimmy Medika Borneo. Klinik Utama Rachmi, Klinik Islamic Center, RSUD Aji Muhammad Salehuddin II, Klinik Nur Asih
Dalam Sambutanya Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Romi Hendra menyampaikan, tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam pencegahan dan penanggulangan TBC.
“Untuk itu, Coach TB diharapkan dapat menjadi problem solver, mentor klinis dan motivator yang memberikan arahan serta memberikan informasi atau pengetahuan terbaru terkait tata laksana program tuberkulosis untuk tenaga kesehatan maupun rekan sejawat lainnya.” Ujar Romi
Romi juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas peran dan dukungan pimpinan Rumah Sakit dan Klinik dalam Penanggulangan TBC di Samarinda
Para Coach diambil dari perwakilan organisasi profesi yang sudah dilatih baik dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), maupun Analis Kesehatan laboratorium (PATELKI) yang sudah ikut pelatihan.
Tim Coach TB DPPM Samarinda bidang farmasi yaitu: Dr. apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc., Dr. apt. Vina Maulidya, M.Farm, apt. Ayunita Tiara Siska Prillia, S.Farm. dan apt. Dimas Aqil Fikrinda
Tim Coach TB Dokter, yaitu: dr. Yanti Evi Goltom, Sp.P(K), Dr.dr. Rahmat Bakhtiar, M.Kes, dr. Cisca Nelwan, M.Kes, dr. Mauritz Silalahi, Sp.P, Dr. dr. Yadi, M.Si
Tim Coach TB Perawat: Timmy Emelia, S.Kep. MM, Ade Maria Ulfa, A.Md,Kep, Ade Mulyani, A.Md, Kep, Hj. Erlina, SKM, Ns, taharuddin, M.Kep
Tim Coach TB Laboratorium: Fike Waluyo, S.ST, Fatmiyanti, A.Md.AK, Windy Permana Sylvian Denny, S.ST.ementara itu Ketua tim DPPM Samarinda Baharuddin Bahtiar mengungkapkan bahwa kegiatan Coaching TB akan dilaksanakan dalam 4 pertemuan selama 4 bulan. Program ini bertujuan untuk mendampingi tenaga kesehatan dalam meningkatkan kualitas dan standarisasi layanan tuberkulosis (TB) di rumah sakit dan klinik.
“Coaching TB merupakan pendampingan bagi tenaga kesehatan dalam program penanganan TB, dengan melibatkan Coach (pendamping) dan Coachee (yang didampingi),” jelas Bahtiar. Kegiatan ini juga mendukung kampanye TOSS TB (Temukan dan Obati Sampai Sembuh TBC), sebuah inisiatif untuk mempercepat penemuan kasus, diagnosis, pengobatan tuntas, serta pencegahan penularan TB di masyarakat.
Melalui program ini, diharapkan layanan TB semakin berkualitas dan pemahaman tenaga kesehatan tentang penanganan TB semakin meningkat. “Dengan pendampingan ini, kami berharap seluruh fasilitas kesehatan dapat memberikan pelayanan TB yang optimal sesuai standar,” pungkasnya. (Dr. apt. Eka)
Comments are closed.