Barokah itu adalah bertambahnya kebaikan dalam setiap kebaikan

Oleh KH Muhamad Zaini Naim

Umur yang diberikan oleh Allah subhanahuwata’ala kepada kita,  yaitu hidup yang terencana dan kiat-kiat supaya hidup tenang  dan barokah. Dalam perspektif Islam, antara orang hidup dan mati itu sama.  Hanya berpindahnya ruh saja yang membedakannya.

Menyikapi hal tersebut maka diajarkanlah oleh Nabi Muhammad doa bangun tidur         “Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin nusyur”   yang artinya  “Segala puji bagi Allah, yang membangunkan kami setelah ditidurkanNya dan kepadaNya kami dibangitkan’ [HR. Al-Bukhari]

Bisa bangun tidur adalah sebuah nikmat yang sangat luar biasa. Ketika tidur kita tidak sadar apapun yang terjadi. Segala sesuatunya berada di luar kendali atau kontrol kita. Bahkan jika Allah berkehendak, bisa saja kita tidak dibangunkan, melainkan terus ditidurkan selamanya, mati!

Ketika bangun tidur kita masih bisa bernafas, berdiri, dan mengingat begitu banyak hal dan tetap memiliki skill dan knowledge seperti sedia kala sebelum tidur. Ini sungguh luar biasa! Inilah sikap orang beriman yang senantiasa bersyukur kepada Allah.

Kesyukuran ini penting dikarenakan misi manusia diciptakan adalah untuk Ibadah. Kalaulah bukan untuk Ibadah kita tidak diciptakan oleh Allah. Untuk itu setiap aktivitas kita hendaklah berlabel Ibadah.

Mengenai nikmat umur yang diberikan kepada Kita.  Dari referensi kitab bahwa yang dimaksud umur panjang antara lain 1.    Usia 18 Tahun 2.    Usia 40 Tahun 3.    Usia 60 Tahun

Kalau ingin menjadi baik dengan tahapan umur panjang tersebut sebenarnya bisa dilakukan, bahkan hanya dengan satu hari saja bisa dilakukan apabila ada upaya untuk menjadi baik. Jadi kalau ada  orang yang sering menyeleweng adalah orang yang tidak ingat mati,

Oleh karena itu saya mengharapkan  mumpung masih muda, masih kuat, bersegeralah menunaikan perintah Allah, khususnya berhaji, jangan menunggu jika sudah datang penyakit.

Selain itu dalam menjalankan hidup haruslah terencana seperti dalam sebuah  hadist Rasulullah yang berbunyi :  “Barangsiapa yg bangun di pagi hari dan hanya dunia yg di pikirkannya, sehingga seolah-olah ia tidak melihat hak Allah  dalam dirinya, maka Allah akan menanamkan 4 macam penyakit padanya
1. Kebingungan yang tiada putus-putusnya.   2. Kesibukan yang tidak pernah jelas akhirnya. 3.Kebutuhan yang tidak pernah merasa terpenuhi.  4. Khayalan yang tidak berujung wujudnya.[HR Muslim]
Untuk mengatasi permasalah diatas, ada  sebuah hadist Rasulullah yang bersumber dari Kitab Tanbihul  Ghofilin “Barangsiapa yang ingin mata pencahariannya menjadi sesuatu yang baik, suci, barokah maka baginya untuk berhati-hati untuk menjaga lima perkara.
1.    Jangan seseorang dari kalian menunda kewajiban kepada  Allah hanya untuk memperturutkan kepentingan dunia, apalagi menguraninya.
2.    Jangan menyakiti orang hanya untuk mengejar dunia
3.    Jangan mencari penghidupan hanya untuk dirinya dan keluarganya, hanya menumpuk-numpuk harta.
4.    Hendaknya jangan berlebihan dalam mengejar dunia
5.    Jangan menganggap bahwa rejeki yang kita peroleh hanya dari usaha kita sendiri, hendaknya menyatakan bahwa itu karena karunia Allah, usaha manusia hanya sebab semata.

Jadi kesimpulanya Barokah itu adalah bertambahnya kebaikan dalam setiap kebaikan.

Ibn Abbas ra menyatakan, berkah adalah keberlimpahan dalam setiap kebaikan. Tentu saja yang didasari iman dan takwa.

Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada me reka berkah dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa me re ka disebabkan perbuatannya.(QS al-A’raaf [7] : 96).

Dengan demikian, hidup berkah berarti hidup yang senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah, sehingga seseorang senantiasa diberi ke mam puan mengatasi masalah, hidup teratur dalam ibadah, mampu membangun keluarga sakinah, memberikan kemanfaatan bagi orang lain dan mendapatkan rezeki yang halal lagi baik (thayyiban).

Semua itu tidak akan diperoleh, kecuali oleh orang yang benar-benar beriman, bertakwa, dan beramal shaleh, serta tunduk dan patuh terhadap segala ketentuan-Nya.

Artinya, hidup berkah membuahkan jiwa tauhid yang kuat, akidah yang kokoh, senantiasa ikhlas dan ridha dengan apa yang Allah tetapkan dalam hidupnya, serta ia benar-benar yakin dan mantap menja lani kehidupan yang semata-mata berorientasi mendapatkan ridha-Nya.

Indikasi konkretnya dapat kita lihat dalam diri masing-masing, apakah kala diri semakin pintar, semakin cerdas, semakin bertambah kekayaan, kita menjadi diri yang kian rajin sujud, semakin bisa menghargai orang lain, bahkan lebih jauh apakah kita semakin peduli terhadap agama dan semakin terdepan dalam mengatasi berbagai problematika kehidupan umat manusia. Allahu a’lam.@@@

Bagikan
Leave A Reply

Your email address will not be published.