Pelopor Pejuang Palestina ,Yusuf Kala Terima penghargaan Peace Mujahid Award dari MUI
JAKARTA,(Amanah Ummat.Com) Penerima MUI Peace Mujahid Award, DR (HC) M Jusuf Kalla, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) atas penghargaan yang diberikan.
“Terima kasih kepada MUI yang telah memberikan penghargaan ini atas upaya-upaya kita semua. Upaya itu tidak terlepas dari dorongan doa dari seluruh masyarakat Indonesia,” ungkapnya dalam acara MUI Diplomacy Mujahidah Award dan MUI Peace Mujahid Award di Puri Agung, Hotel Sahid Jaya, Jakarta, belum lama ini.
Mantan Wakil Presiden Indonesia dua periode tersebut menegaskan, pentingnya penyesuaian upaya perdamaian dengan konstitusi negara.
“Kita harus terlibat dalam perdamaian di dunia. Dari pengalaman kita baik dalam negeri maupun di luar negeri, selama merdeka, terdapat 15 konflik besar di Indonesia, dan 10 di antaranya terjadi karena ketidakadilan, ketidakadilan ekonomi, ketidakadilan sosial, dan ketidakadilan politik,” jelasnya.
Tokoh yang akrab disapa JK tersebut juga menyampaikan keprihatinannya terhadap konflik yang terjadi di negara-negara berpenduduk Muslim.
“Konflik di negara-negara Islam mulai dari Indonesia, Thailand, Myanmar, Pakistan, India, Afghanistan, hingga Malaysia adalah peninggalan akibat kolonial. Semua itu merupakan bom waktu yang diberikan oleh para penjajah negara-negara barat pada masa lalu,” tegasnya.
JK menekankan bahwa konflik seringkali merupakan hasil dari warisan kolonial dan ketidakadilan.
“Jadi, konflik adalah hubungan antara warisan kolonial, ketidakadilan, dan upaya-upaya penguasaan ekonomi yang menyebabkan ketegangan,” katanya, menekankan bahwa situasi ini sangat berbahaya di masa mendatang.
Meskipun menghargai keberanian para pejuang keadilan, JK mengingatkan bahwa keberanian saja tidak cukup. Ia menyebutkan situasi di Palestina sebagai contoh.
“Keberanian di Palestina adalah luar biasa, tetapi kita tidak bisa melawan teknologi. Perang sekarang adalah perang teknologi yang tidak bisa kita kuasai,” ujarnya.
Menurut JK tantangan di masa depan tidak hanya berasal dari pihak yang ingin menguasai, tetapi juga dari kemajuan teknologi.
“Negara-negara Islam tidaklah miskin; banyak negara kaya luar biasa, seperti negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah. Namun, kekayaan saja tidak cukup. Kita perlu menguasai teknologi,” tambahnya.
JK kemudian menyimpulkan bahwa penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi harus menjadi bagian dari upaya untuk mencapai keadilan dan perdamaian di masa depan. (mui,or id/ghib)