Acara ini bertujuan untuk membahas “Penguatan Kebudayaan dan Masyarakat Adat Dalam Pemeliharaan dan Tata Kelola Lingkungan dan Sumber Daya Alam di Kalimantan Timur”. Konferensi pers tersebut berlangsung pada Selasa, 3 September 2024, pukul 16.00 WITA, di Bagios Cafe, Jalan KH. Abdurrasyid, Samarinda.
Dialog Kebudayaan yang akan digelar pada Kamis, 5 September 2024, di Ruang Serbaguna Lt. 4 Rektorat Universitas Mulawarman, pukul 08.00 WITA, ini akan menghadirkan calon gubernur dan calon wakil gubernur Kalimantan Timur, yakni Rudy Mas’ud dan Seno Aji serta Isran Noor dan Hadi Mulyadi.
Selain itu, dialog juga akan dihadiri oleh Sekjen KPA dari Kemendikbud RI, Dewi Kartika; Wakil Ketua PWNU Kaltim, Syaparudin; dan sejumlah akademisi dari Universitas Mulawarman.
Ketua Panitia, Asman Aziz, mengungkapkan harapannya agar kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dapat hadir dan menyampaikan gagasan mereka. Ia menekankan bahwa acara ini bukan ajang debat, melainkan wadah silaturahmi dan diskusi terbuka.
“Silakan manfaatkan forum ini untuk menyampaikan gagasan dengan baik. Kami tidak ingin ada perdebatan, tetapi lebih pada dialog yang konstruktif,” ujar Asman.
Asman juga mengonfirmasi bahwa kedua pasangan calon telah menyatakan kesediaan mereka untuk hadir. Menurutnya, dialog ini muncul dari hasil diskusi dengan Kemendikbud yang ingin menggali lebih dalam gagasan terkait kebudayaan di Kalimantan Timur.
“Sampai saat ini, alhamdulillah, kedua pasangan calon sudah mengonfirmasi kehadiran mereka. Latar belakang dari acara ini adalah upaya untuk mengeksplorasi lebih jauh gagasan-gagasan kebudayaan di Kaltim,” jelas Asman.
Lebih lanjut, Asman menambahkan bahwa PWNU ingin menjadi pelopor dalam mengangkat isu-isu kebudayaan di Kaltim, mengingat diskusi terkait kebudayaan masih jarang dilakukan di provinsi ini.
“NU ingin menjadi pelopor dalam isu-isu kebudayaan di Kalimantan Timur. Di Kaltim, sangat jarang ada diskusi dengan tema kebudayaan yang memiliki arti luas,” tambahnya.
Ketua PWNU Kaltim, H.M. Fauzi A.Bahtar, menegaskan setelah dialog kebudayaan ini, NU akan terus mengadakan acara-acara dialog lain dengan berbagai isu dan permasalahan yang ada, khususnya di Kaltim. Ia juga berharap agar acara dialog kebudayaan ini menjadi wadah silaturahmi dan kampanye damai yang bisa menekan angka golput.
“Ini bukan acara terakhir. Insyaallah, PWNU Kaltim akan terus mengadakan diskusi dengan tema-tema lain. Saya berharap ini menjadi kampanye damai, pilkada yang bermartabat, dan rendahnya angka golput,” ujar Fauzi.
Fauzi juga menegaskan posisi netral NU dalam politik. Menurutnya, pilihan politik adalah hak pribadi warga NU, dan bukan atas nama organisasi.
“Dari awal, kami tegaskan bahwa NU netral dan tidak berpihak kepada salah satu pasangan calon,” tandasnya. (Reza/Ghib)