H Miftachul Akhyar Jelaskan Alasan Haul Orang Shaleh Diperingati
JAKARTA Amanah Ummat.Com-Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan alasan peringatan meninggalnya (haul) orang shaleh. Penjelasan ini ia sampaikan saat hadir dan mengisi acara pengajian umum dalam rangka Isra’ Mi’raj dan Mendak KH Cholil Bisri yang diselenggarakan oleh Jamaah Ngaji Selasa Jumat Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah pada Selasa (20/2/2024).
“Haul orang-orang shaleh kenapa diperingati? Karena inda dzikris shalihin tatanazzalur rahmat min rabbil ‘alamin, supaya mendapatkan rahmat Allah,” ungkap Kiai Miftah, sapaan akrabnya.
Kiai Miftachul Akhyar melanjutkan dengan memberikan penjelasan mengenai hakikat peringatan haul. “Karena di saat orang shaleh disebut-sebut di tengah-tengah Anda semua seperti pada saat ini, haqiqat dzikrul haul itu adalah menyebut-nyebut orang shaleh, makanya dihauli,” jelasnya sebagaimana dalam tayangan video Youtube Pondok Leteh.
Menurut Kiai Miftah, zaman seperti ini sudah selayaknya untuk memperbanyak intensitas pengajian dan penyampaikan kisah orang-orang shaleh.
“Hari ini dzukrul haul yang ke-20 almarhum wal maghfurlah KH M Cholil Bisri, tidak terasa sudah 20 tahun kita ditinggalkan beliau. Tentu suasananya juga berbeda, zaman beliau masih hidup dengan zaman sekarang ini tentu jauh, pergeseran-pergeseran nilai sudah banyak yang berubah,” tuturnya.
“Untuk itu, perlu diperbanyak intensitas grafik pengajian-pengajian, mendengarkan kisah sejarah orang-orang shaleh, dan itu penting,” tambahnya.
Kiai Miftah menegaskan kembali bahwa melalui pengajian dan peringatan haul semacam ini, jamaah bisa mengambil hal-hal baik yang disampaikan, terutama meniru sejarah perjalanan hidup KH M Cholil Bisri.
“Apalagi nanti ada sejarah-sejarah perjalanan beliau Allahu Yarham Kiai Cholil Bisri yang bisa ditiru, mari diteruskan. Terutama putra-putri beliau, jika ingin menjadi orang shaleh, ayo, apa yang menjadi amalan beliau itu supaya ditiru. Karena ini adalah pengajian, tuntunan, sanes tontonan,” kata Kiai Miftah. “Kudu ada tuntunan yang bisa kita serap.
Semoga saja nanti putra-putri beliau bisa meniru, menjadi pemimpin yang mengagumkan, allahumma aamiin,” imbuhnya.
(Sumber NU Online)