SAMARINDA Amanah ummat.Com-Akhir-akhir ini, suhu di Kota Samarinda sangat panas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meterorologi Kelas III Temindung Samarinda menyebut angka 33 hingga 34 derajat celcius, bahkan dua hari lalu disebut mencapai 36 derajat celcius. Kondisi ini disebut BMKG Samarinda akan terus berlangsung hingga pertengahan Maret 2024 bulan depan. Panas ekstrem itu, dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Markaca menyoroti panas ekstrem tersebut. Menurutnya, banyak upaya yang harus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot)Samarinda dalam menangani imbas dari kondisi tersebut, salah satunya persoalan kesehatan.
Markaca mengatakan, selain pemerintah turun ke bawah, masyarakat sendiri juga harus melakukan upaya-upaya preventif supaya terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan panas ekstrem tersebut. Terlebih, bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan.
“Bisa dehidrasi jadi mudah lelah, gangguan saluran pernapasan, lalu perubahan siang menuju malam harus disikapi dengan baik,” katanya.
Lanjut Maskaca , Pemkot samarinda harus hadir , menunjukkan negara hadir di tengah-tengah masyarakat. Terlebih, upaya yang dilakukan mempunyai tujuan yang jelas yaitu, memastikan pemenuhan hak atas kesehatan masyarakat.
“Kami harap jadi sistem yang tidak seperti model pemadam kebakaran, ada api baru dipadamkan,”ujarnya
Cuaca panas dan terik matahari sangat dirasakan warga Samarinda dalam beberapa hari terakhir. Rupanya hal ini disebabkan dampak dari el-nino, sehingga suhu lebih meningkat dari hari biasanya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Samarinda, Wiwi Indasari mengingatkan, kondisi cuaca panas saat ini akan berlangsung hingga beberapa minggu ke depan. Sementara hujan baru akan terjadi pada pertengahan Maret 2024 mendatang.
Akibat cuaca itu, pihaknya mencatat ada 126 titik panas yang tersebar di Kaltim yang terpantau pada Senin (19/2) sejak pukul 01.00-24.00 Wita. Jumlah titik panas ini mengalami peningkatan ketimbang sehari sebelumnya yang hanya 24 titik.
“Titik panas terbanyak itu di Kutai Timur dengan 70 titik, kemudian Kutai Kartanegara 43 titik, Kabupaten Kutai Barat 12 titik, Kota Bontang satu titik, dan Kabupaten Berau sebanyak 1 titik,” kata Wiwi, Selasa (20/2).
Terkhusus di Kota Samarinda, Wiwi Menjelaskan, potensi adanya titik panas bisa saja terjadi. Sebab kondisi panas hingga 36 derajat yang saat ini terjadi dapat menyebabkan timbulnya titik panas baik itu dari kebakaran lahan maupun uap panas lainnya yang bisa terdeteksi radar BMKG.
“Sebenarnya seluruh wilayah Kaltim sangat mudah terdeteksi titik panas. Kondisi minim hujan ini akan terjadi hingga 10 hari ke depan,” terang Wiwi Informasi sebaran titik panas ini sudah disampaikan ke pihak terkait seperti Dinas Penyelamatan dan Pemadaman Kebakaran, Manggala Agni, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mulai di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut.
Mengingat jumlah titik panas mengalami kenaikan, maka Wiwi mengimbau semua pihak selalu waspada dan mencegah agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), seperti tidak melakukan pembakaran di hutan maupun di lahan.
“Kewaspadaan perlu dilakukan karena sejumlah kawasan masih mengalami cuaca panas dalam beberapa hari berturut-turut, sehingga hal ini dapat menyebabkan ranting dan daun mengering yang rawan terjadi karhutla saat terkena api maupun bara yang kecil,” tukasnya.(ADV DPRD Kota Samarinda)/ Foto Reza