SAMARINDA. Amanah Ummat.com – Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda yang akan membuat industri pengolahan sampah modern seperit yang dilakukan Pemkab Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), mempereoleh apresiasi anggota DPRD Samarinda Sri Puji Lestari.
“Rencananya tahun depan akan dibuat industri pengolahan sampah modern seperti di Banyumas,” kata Ketua Komisi IV, Sri Puji Astuti, Kamis (30/11/2023).
Terkait rencana hal tersebut, Puji juga menyoroti tentang Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) baru yang terletak di Sungai Keledang, Samarinda Seberang. Sebab, lokasi tersebut tidak hanya menjadi tempat singgah sementara, tetapi juga untuk pemilahan dan pengelolaan sampah. Hal ini merupakan langkah penting dalam upaya mengatasi masalah tumpukan sampah di kota.
Dikatakan, sebagai upaya pengelolaan sampah, TPST memiliki peran yang lebih besar daripada Tempat Pembuangan Sementara (TPS). TPS hanya digunakan sebagai tempat sementara sebelum sampah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sementara TPST memungkinkan pemilahan dan pengolahan sampah secara lebih efektif.
Meskipun berstatus sebagai TPST, menurut Puji Lestari, fasilitas ini belum beroperasi dengan maksimal. Ini terutama disebabkan oleh keberadaan TPST yang menjadi polemik di lokasi sebelumnya.
Awalnya, TPS berada di Perumahan Sungai Keledang Mas Samarinda Seberang, tetapi penduduk setempat tidak setuju dengan keberadaannya, yang menyebabkan konflik sosial.
Sebagai alternatif, TPST baru dibangun di bawah jembatan Sungai Mahakam, Kelurahan Sungai Keledang Samarinda Seberang, dan diresmikan pada 5 April 2023, serta TPST ini masih memerlukan tambahan 3 kontainer sampah lagi dari total 4 yang sudah tersedia.
Selain itu, aktivitas pemilahan dan pengelolaan sampah juga belum terlihat karena Pemkot baru akan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang akan bertanggung jawab untuk tugas tersebut.
Sedangkan Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Samarinda, Boy Leonard Sianipar, menekankan bahwa TPST ini akan melayani warga kawasan Samarinda Seberang, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk menerima sampah dari daerah lain seperti Palaran dan Loa Janan Ilir. Sampah yang masuk akan dipilah dan diolah oleh Swadaya Masyarakat yang akan terbentuk.
“Jadi kelompok Swadaya Masyarakat ini sebenarnya bukan kami (Pemkot) yang membiayai. Mereka yang membiayai diri sendiri dan juga operasional dari TPST,” jelas Boy.
Selain menjual sampah plastik untuk membiayai kelompok mereka, TPST ini juga akan memanfaatkan sampah organik untuk menghasilkan pupuk kompos melalui mesin komposter. Selain itu, konsep pengelolaan sampah modern dari daerah lain akan diamati dan diadaptasi, seperti yang telah berhasil dilakukan di Balikpapan.
Boy juga mengajak warga untuk mulai membiasakan diri memilah sampah secara mandiri mulai dari rumah, terutama antara sampah organik dan non-organik. Harapannya, TPST ini dapat berfungsi secara maksimal dalam waktu dekat dan membantu mengatasi masalah tumpukan sampah di Samarinda. (adv/intan)