Pada hari kiamat manusia akan mendapat perlindungan di bawah naungan sedekah mereka hingga habis waktu penghisapannya. Pada hari penghabisan ketika matahari begitu dekat, maka naungan yang melindungi seseorang adalah sesuai kadar sedekah yang dikeluarkannya.
Dalam hadits lain diterangkan bahwa sedekah enghilangkan panasnya kubur dan setiap orang mendapat peneduh dari sedekahnya.
Selain itu sedekah bisa menjauhkan diri dari musibah kehilangan, kebakaran, dan musibah lainnya.
Ada sebuah hadits yang menerangkan bahwa sedekah menutup 70 pintu keburukan.Sedekah secara sembunyi-sembunyi dapat menjauhkan diri dari murka Allah, menyelamatkan diri dari su’ul khatimah. Dengan sedekah umur akan bertambah panjang. Menghilangkan sifat sombaong. Dikaruniakan surga oleh Allah SWT.
Kisah-kisah kedermawanan akan selalu hadir di tengah kita, baik dari masa lampau maupun masa kini. Ada yang tercatat dalam sejarah, ada yang tidak atau hanya cerita fakta betapa sedekah merupakan sarana paling efektif menciptakan stabilitas kerukunan dan ukhuwah umat Islam. Dan memang Allah telah menjanjikan bahwa Dia akan menyuburkan sedekah dan menghancurkan riba.
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah, dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (Al-Baqarah: 276)
Yang dimaksud dengan memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. Dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memeperkenbangkan harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya.
Nah, kisah-kisah berikut ini adalah sedikit dari kisah-kisah “kehebatan” bersedekah. Semoga menginspirasi kita untuk gemar bersedekah demi mengharap ridha Allah semata.
Kisah sedekahnya Abu Bakar Ash-Shiddiiq. Sepanjang hidupnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. dipenuhi kisah-kisah kedermawanan. Pada peristiwa Tabuk, ketika Rasulullah Saw. menyerukan agar para sahabat menginfakkan hartanya,
Abu Bakar ra. menyerahkan seluruh hartanya yang dimilikinya. Rasulullah Saw. heran lalu bertanya, “Lalu apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu, wahai Abu Bakar?” Ia menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.”
Sikap seperti ini sudah biasa dalam kehidupan para sahabat. Maka terhadap keluhuran budi Abu Bakar ini, Allah SWT mengujinya dalam Al-Qur’an:
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan. (Al-Lail: 17-21)
Ayat ini menjanjikan derajat yang sangat tinggi sebagai balasan atas pengabdiannya kepada Allah SWT.
Menurut Ibnu Jauzi ra., para ali ulama sependapat bahwa ayat-ayat ini diwahyukan berkenaan dengan Abu Bakar ra. dari Abu Hurairah ra. diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tiada harta yang lebih bermanfaat bagiku daripada harta Abu Bakar.” Mendengar hal ini, Abu Bakar menangis dan berkata, “Wahai Rasulullah, apakah diriku dan hartaku milik seseorang selain engkau?…”
Dalam suatu riwayat, Said bin Musayyab ra. menambahkan, “Rasulullah Saw. menggunakan harta Abu Bakar seperti hartanya sendiri.”
Urwah ra. mengatakan bahwa ketika Abu Bakar memeluk Islam, ia memiliki 4.000 dirham. Ia menggunakan semuanya untuk membantu Rasulullah Saw.
Hadits lain mengatakan bahwa ketika Abu Bakar ra. memeluk Islam, ia memiliki 40.000 dirham. Dan ketika ia berhijrah ke Madinah, ia memiliki tidak lebih dari 5.000 dirham, seluruhnya telah termasuk untuk memerdekakan budak-budak yang disiksa Tuannya karena memeluk Islam.
Abdullah bin Zubair ra. berkata, “Abu Bakar sering membeli budak-budak yanh lemah kemudian memerdekakannya.” Suatu ketika, ayah beliau, Abu Quhafah, berkata kepadnya, “Jika budak-budak itu engkau bebaskan, aku berpendapat bahwa sebaiknya engkau memilih yang bertubuh kuat, sehingga mereka dapat membantumu suatu saat apabila engkau membutuhkannya.” Abu Bakar ra. menjawab, “Aku tidak memerdekakan mereka untuk kepentinganku. Kilakukan semua itu semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT.”
Pahala yang Allah SWT berikan karena menolong yang lemah adalah jauh lebih besar daripada menolong yang kuat. Hadits lain menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersanda: “Tidak ada orang yang memebantuku untuknya, kecuali Abu Bakar. Sesungguhnya ia telah membantuku, sehingga Allah SWT sendiri yang membalasnya pada hari Mahsyar. Dan tidak ada harta seseorang yang demikian faedah bagiku melebihi harta Abu Bakar.”@@@