Komisi PRK MUI Kaltim Sosialisasi Orientasi Keluarga Sakinah di Pesantren

581

SAMARINDA Amanah ummat.Com-Komisi Perempuan ,Remaja dan Keluarga  Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kaltim sosialisasikan  Orientasi Keluarga  Sakinah  dengan Tema “Menyiapkan Generasi Yang Cedas  dan Beraklaqul karimah Melalui Pondok Pesantren  di Pesantren  Darussaadah Lubuk Sawah (Mugirejo) Samarinda , Sabtu 22 Juli 2023.

Jajaran Komisi Perempuan dan Remaja foto bersama Istri dan Keluarga Pimpinan Pondok Pesantren Darussa,adah Mugirejo/Foto Roghib

Sosialisasi  dibuka Ketua MUI  Provinsi kaltim  KH Muhammad Rasyid menghadirkan  3 Narasumber, yaitu  Pertama , Dr.HJ Aminah Djafar Sabran,M,Pd dengan membawa makalah “Kontribusi Pesantren  dalam penanaman akhlakqulkarimah”, kemudian  Narasumber ke dua  Dr Hajah Darmawati,M Hum dengan makalah “Perlindungan Anak di  Lingkungan Pesantren, kemudian narasumber   ketiga  Dr,HJ Shogirah,M,Ag dengan makalah “Santri Penuh Talenta  yang Menarik Perhatian Dunia”.

Pembicara pertama Dr Hj Aminah Djafar Sabran  yang memulai  membahas   makalah  dengan Tema ”Kontribusi Pesantren  dalam penanaman akhlakqulkarimah ”  bercerita  suatu hari ketemu professor. Sang professor  (Red Lupa nama) bercerita kalau dulu anak yang sangat nakal dan bermasalah, sebagai anak yang nakal pasti banyak  musuh, kemudian orang tuanya masukkan dia  ke pesantren dan singkat cerita dia jadi orang sukses hingga Profesor dan mendapat beasiswa di Amerika serikat.

“Sekarang dia menjadi dosen di Australia dan menjadi dosen yang pintar, baik dan berakhlak, Dia bercerita dengan saya kalau yang mengubah dirinya adalah pesantren. Jadi disini kita bisa belajar yang bobrok aja bisa berubah baik, apalagi yang sudah baik, pasti akan lebih baik. Ternyata pesantren punya kontribusi besar terhadap terwujudnya keluarga Sakinah” cerita Hajah  Aminah

 

Hajah Aminah Sabran membawakan Adab Belajar dan Bermain Di Pesantren/fhoto Roghib

Hajah Aminah tidak menampik sekarang pesantren banyak diminati orang tua karena Visi-Misi pesantren menjadikan anak memiliki kecerdasan sosial, memiliki kecerdasan intelektual. Jadi jebolan pesantren mempunyai nilai plus selain ahli pengetahuan umum juga ahli agama , ditambah akhlaknya yang karimah.

Sementara pembicara kedua  Dr Dharmawati, M Hum, dalam makalahnya  perlindungan anak di lingkungan pesantren lebih menyoroti tentang  sifat anak . Mengutip pendapat R.A. Kosnan anak-anak yaitu manusia muda dalam umur muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya karena mudah terpengaruh untuk keadaan sekitarnya, oleh karena itu  anak-anak perlu diperhatikan secara sungguh sungguh.

Dr Dharmawati, M Hum, dalam makalahnya  perlindungan anak di lingkungan pesantren/Fhoto Roghib

“  Tapi saya menganjurkan agar anak lebih aman dan disiplin bila sekolah di pondok, karena aturan pondok yang ketat dan disiplin menjadikan anak mandiri dan faham agama. Negara juga melindungi anak  dengan  Undang Undang no 23  tahun 2002 tentang perlindungan anak ,bahwa setiap anak berhak mendapatkan perlindungan  di satun pendidikan dari kejahatan seksual  dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik atau sesa a peserta  didik, bagi yang melanggar bisa dihukum minimal 3 tahun,” ujar Dharmawati.Menurutnya pondok juga terbukti bisa mengubah anak  menjadi lebih baik. Dia menceritakan kisah ustadz Arifin Ilham awal  di pesantren dia nakal, sering digundul, tapi setahun  di pondok  sudah berubah 180 Derajat jadi baik.

“Ingat KH Hazim Muzadi  yang pernah menjadi Ketua PBNU, KH Din syamsudin yang pernah menjadi Ketua Muhammadiyah, Nurcholis madjid tokoh cendekiawan semua jebolan dari pondok, “ kisah dosen UINSI Samarinda ini.

Dr Dharmawati juga   mengingatkan  , sekolah di pondok nantinya tidak harus jadi kyai atau ustadz, tapi jadilah dokter , pengusaha, dosen, pengacara, yang beriman dan berakhlak.

Saya berpesan pada  santri agar selalu semangat , disiplin,sabar dan istiqomah  dalam menjalani pendidikan yang mana pasti banyak mengalami kendala, rintangan, tapi yakinlah nanti setelah sukses akan menerima kesuksesan. man jadda wajada.  siapa yang bersungguh maka ia akan menemukan , berakit rakit dahulu  kemudian mendapat kesuksesan.

Dr Hajah Siti Sagirah,M,Ag membawa makalah  dengan judul”  Santri MultiTalenta Menarik Dunia./Fhoto Roghib

Sementara itu sebagai pembicara terakhir atau pamungkas  Dr Hajah Siti Sagirah,M,Ag membawa makalah  dengan judul”  Santri MultiTalenta Menarik Dunia. Santri memiliki bakat yang banyak sehingga dia bisa melakukan apa saja.

Lanjut Sitti  Sagirah Santri mendapatkan pelajaran yang di umum tidak diajarkan seperti kajian kitab  kuning, bahasa arab, adab atau sopan santun. Di pesantren juga diajari pelajaran umum seperti matematika, IPA, juga diajari  masalah digital.

Santri juga diajarkan hidup disiplin, istiqomah, jujur .Dia belajar dan ibadah dari malam (Tahajud) sampai malam lagi, memiliki aktvfitas yang terus menerus bakal mendatangkan kebaikan

 

Para Santri Yang bisa menjawab Pertanyaan para nara sumber diberikan hadiah/fhoto Roghib

“Inilah bahwa seorang santri  memiliki  kelebihan dibanding yang bukan santri. Santri memiliki bekal ilmu agama dan umum yang sudah cukup,  memiliki akhlak, pandai digital sehingga tidak akan mengecewakan masyarakat . Inilah talenta yang dimiliki santri, santri seperti ini pasti dirindukan semua orang, dirindukan dunia, maka jangan kecil hati jadi santri” jelasnya

Siti Sagirah berpesan pada santri agar menjaga amanah orang tua, jangan sia siakan keinginan orang tua . Amanah orang tua  mengirim anaknya menjadi santri  hanya berkeinginan  anak menjadi salih ,paham agama dan akhlakul karimah.

Pesan selanjutnya santri harus jujur, tidak boleh memiliki hak yang bukan haknya, santri tak boleh ambil sabun, sandal, baju  bahkan uang ke sesama santri. Kejujuran adalah modal menjadi orang yang bertalenta.(m.Ghib)

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.