Kloter Pertama Haji Terbang 24 Mei 2023, Ini Tuntunan Bagi Jamaah Sebelum Meninggalkan Tanah Air
AMANAH UMMAT.COM-Keberangkatan jamaah haji Indonesia kloter pertama tinggal menghitung hari. Merujuk pada Rencana Pemberangkatan Haji (RPH) yang diterbitkan Kementerian Agama, kelompok terbang (kloter) pertama direncanakan mulai memasuki asrama haji embarkasi pada 3 Dzulqa’dah atau Selasa, 23 Mei 2023.
Kemudian esok harinya jamaah diterbangkan ke kota Madinah dan direncanakan akan mengikuti Arba’in, sholat berjamaah empat puluh hari berturut-turut di Masjid Nabawi.
Pada buku Pedoman Manasik Haji dan Umrah Kemenag RI, ada beberapa tuntunan bagi jamaah haji yang hendak berangkat. Di antaranya persiapan mental dan fisik. Sebab perjalanan haji adalah ibadah yang sangat berat dan akan menguras pikiran, tenaga, hingga materi.
Jamaah dianjurkan untuk melakukan beberapa hal berikut.
1.Memperbanyak istighfar, memohon ampun kepada Allah SWT, sembari merutinkan dzikir dan doa untuk bertaubat kepada Allah SWT dan meminta bimbingan dari-Nya;
2.Menyelesaikan semua masalah yang berkenaan dengan tanggung jawab pada keluarga, pekerjaan dan utang-piutang.
3, Menyambung silaturahim dengan sanak keluarga, kawan, dan masyarakat dengan memohon maaf dan meminta doa restu.
4.Membiasakan pola hidup sehat agar mudah dan lancar melakukan ibadah haji dan umrah.
5.Mempelajari manasik atau tata cara ibadah haji dan umrah sesuai ketentuan hukum Islam.
Demikian anjuran Kementerian Agama kepada jamaah haji yang hendak berangkat menuju kota suci. Semoga dapat dipahami dan dilaksanakan sebaik mungkin oleh para jamaah.
3 Bekal yang Wajib Dimiliki Para Calon Jamaah Haji
Sementara Allah SWT telah mewajibkan hamba-Nya memiliki bekal untuk menjalankan ibadah haji. Kewajiban tersebut ditegaskan Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 197.
“Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.”
Kiai Ahmad Chodri Romli penulis buku Ensiklopedia Haji & Umrah
mengatakan, sangat penting jamaah memiliki bekal untuk menjalankan ibadah haji, terutama bekal takwa. Bekal yang sifatnya rohani dan nonfisik implementasinya banyak sekali dan sangat luas di antaranya sebagai berikut:
Pertama, niat yang ikhlas
Jauh-jauh datang ke Haramain, dengan meninggalkan keluarga, anak yang disayangi, pekerjaan yang dicintai, mengeluarkan biaya yang tak sedikit tiada lain kecuali semata-mata memenuhi undangan Allah untuk mendapatkan ridha-Nya. Maka dari itu niat bakal ikhlas harus ada di dalam diri masing-masing jamaah.
Kedua, bekal manasik haji dan umrah
Orang naik haji bukan sekadar datang ke Makkah sebagaimana umumnya para turis melakukan perjalanan ke mancanegara, lalu melakukan kegiatan menurut kemauan dan seleranya sendiri, melainkan haji adalah ibadah mahdhah yang terikat dengan aturan yang baku
“Ilmu pengetahuan tentang ibadah haji itulah yang disebut manasik haji,” kata Kiai Ahmad dalam bukunya ‘Ensikloped Haji dan Umrah.’
Ketiga, bekal kesehatan jasmani dan rohani
Berbeda dengan sebagaimana ibadah ibadah yang lainnya, Haji merupakan ibadah badaniyah (ragawi) di samping ibadah maliyah (harta) dan sekaligus sebagai ibadah qalbiyah (mental).
Kiai Ahmad Chodri Romli menjelaskan , kesehatan fisik sangat penting mengingat hampir semua rangkaian ibadah haji itu berupa perbuatan, kegiatan yang melibatkan anggota badan.
“Jadi, menjaga kesehatan dengan cara mengatur pola makan, olahraga, dan sebagainya adalah termasuk salah satu upaya memaksimalkan ibadah Haji untuk meraih nilai status yang mabrur,” katanya. (M Roghib)